Business Model Canvas : Langkah awal sebagai penentu bisnis



Hai sobat keren dimanapun kalian berada, terima kasih sudah mampir menyempatkan waktu ke blog kita ini. Kali ini kita akan memberikan info mengenai business model canvas nih. Seru kan materi kita kali ini. Buat temen-temen yang gabut dirumah materi ini bisa di baca untuk kalian yangg ingin mengetahui atau menambah ilmu mengenai bisnis kalian. Yuk langsung aja scroll ke bawah untuk membac. Selamat membaca gengs :)

Bisnis model kanvas adalah salah satu dari sekian model bisnis yang berkembang di dunia. Secara sederhana, model bisnis adalah strategi yang dibuat diawal untuk menjalankan sebuah bisnis. Model bisnis mengatur hubungan antara bagian produksi, distributor hingga ketangan konsumen.

Model bisnis kanvas ini pertama kali dikembangkan oleh Alexander Ostelwarder. Dengan menggunakan model bisnis ini, kita dapat menggambarkan dan mengerucutkan beberapa aspek bisnis sebagai sebuah strategi yang utuh. Bisnis model kanvas ini terdiri dari sembilan element yang dapat menunjang berjalannya sebuah bisnis.

Nah ada hal yang paling penting nih mengenai bisnis model kanvas, yaitu 9 elemen nya. Ada apa sih ko 9 elemen nya sangat penting? Karena di 9 elemen itu terdapat cara yang bisa membuat ide bisnis kamu itu bisa bertahan atau tidak. bisa di katakan model kanvas ini adalah sebuah kerangka awal bisnis seseorang, jadi kalau kamu bisa menggambarkan bisnis  dalam model kanvas, kami yakin pasti bisnis kamu akan berjalan. Yuk simak 9 elemen nya sebagai berikut.

9 Element Bisnis Model Kanvas​

Sebuah bisnis memerlukan sebuah strategi yang dapat menunjang jalannya usaha kedepan. Untuk itu, bisnis model kanvas bisa menjadi salah satu tools untuk menciptakan strategi bisnis. Dan sebelum menciptakan strategi, ada baiknya mempersiapkan kesembilan hal berikut ini;


1. Customer Segment​

Customer segment adalah kelompok target konsumen yang akan atau sedang kita bidik untuk menjadi pelanggan kita. Hal yang harus diperhatikan dalam segmentasi pelanggan yaitu harus benar-benar bisa mendefinisikan secara spesifik siapa segment target pelanggan kita.

Kategori di dalam customer segments

  1. Mass Market : segmen pasar luas dengan jenis kebutuhan dan masalah yang sama.
  2. Niche Market : segmen pasar yang spesifik.
  3. Segmented: segmen pasar yang memiliki kebutuhan berbeda tetapi dalam satu kategori.
  4. Diversified : segmen pasar yang memiliki kebutuhan atau masalah yang sangat berbeda.
  5. Multi-sided Platform : melayani 2 atau lebih pasar segmen pasar yang saling tergantung.


2. Value Proposition ​

Value Proposition merupakan nilai atau value yang kita tawarkan untuk pelanggan. Kelebihan dan keunggulan produk kita dibanding pesaing adalah hal yang harus dituliskan di value proposition.

Kategori di dalam value proposition
Lalu, standardnya, value proposition bisa diisi sesuai kategori:

  1. Newness : produk / jasa yang baru yang belum pernah ditawarkan sebelumnya biasanya banyak ditemukan di dunia teknologi.
  2. Performance: produk / jasa yang ditawarkan meningkatkan kinerja customer agar menjadi lebih efisien / lebih efektif.
  3. Customization: produk / jasa yang ditawarkan berbeda / ada pilihan untuk setiap segmen yang memiliki kebutuhan yang beragam/berbeda.
  4. Getting the Job Done : dengan membeli brg tersebut akan membantu customer menyelesaikan sesuatu.
  5. Desain (Design) : menawarkan nilai artistik lebih dr sekedar fungsional.
  6. Status (Brand) : merk yang high class memberi social status kepada pembelinya.
  7. Harga (Price) : menawarkan harga yang bersaing atau sesuai dengan ciri customer segmennya.
  8. Hemat (Cost reduction) : produk / jasa yang ditawarkan membantu customer mengefisienkan biaya pemakaian.
  9. Meminimasi Resiko (Risk reduction) : menawarkan produk / jasa yang meminimalkan risiko yang ditanggung customer seperti garansi.
  10. Akses (Accessibility) : mempermudah akses customer terhadap produk / jasa yang ditawarkan.
  11. Kenyamanan (Convenience/usability) : menawarkan produk / jasa yang nyaman dan cenderung mempermudah customer.


3. Channels​

channels adalah cara Anda menjangkau customer. Tidak terbatas pada distribusi, tapi juga hal lainnya yang menyebabkan bisnis Anda dan customer bisa bersentuhan.

Kategori di dalam channels

  1. Direct : sales force, web sales, own stores.
  2. Indirect : partner stores, wholesaler.
  3. Awareness : tahap awal menginformasikan ke customer.
  4. Evaluation : cara membantu customer mengevaluasi value proposition yang ditawarkan.
  5. Purchase : cara-cara customer melakukan pembelian.
  6. Delivery : cara menyampaikan value proposition (produk/jasa) kepada customer.
  7. After Sales : customer support setelah terjadi transaksi.


4. Customer Relationship​

Customer relationship adalah cara-cara yang bisa Anda gunakan untuk berkomunikasi dengan customer segments. Biasanya, banyak orang yang bingung membedakan antara customer relationship atau channels. Kata kuncinya adalah relationship. Customer relationship soal hubungan, kalau channel soal cara Anda menjangkau customer segments.

Kategori di dalam customer relationship

  1. Transactional: beli putus saat itu juga.
  2. Long-term: hubungan jangka panjang antara Anda dengan pelanggan.
  3. Personal Assistance: Ada sales-rep yang melayani pelanggan Anda.
  4. Self Service: Pelanggan melayani dirinya sendiri, biasanya di bisnis retail.
  5. Automated Service: Pelanggan bahkan tidak perlu ke toko Anda, biasanya di bisnis SaaS.
  6. Community: Anda menciptakan komunitas untuk pelanggan.
  7. Co-Creation: Anda mengajak pelanggan menciptakan sesuatu untuk bisnis Anda.


5. Revenue Stream​

Revenue stream dalam BMC adalah berbagai cara untuk menghasilkan keuntungan dari value proposition kita. Bahasa kasarnya: cara kita mendapatkan duit.

Kategori di dalam revenue stream

  1. Asset Sale: penjualan produk secara fisik.
  2. Usage Fee: customer membayar sesuai lamanya menggunakan produk/jasa.
  3. Subscription Fees: biaya berlangganan.
  4. Lending/renting/leasing: biaya peminjaman/pemakaian/penggunaan sementara.
  5. Licensing: biaya ijin pakai jasa / produk.


6. Key Resource​

Key resources adalah hal-hal paling penting yang harus Anda punyai agar key activities bisa dijalankan dan value proposition bisa diberikan pada customer.

Kategori di dalam key resources

  1. Physical asset : fasilitas pabrik, gedung-gedung, kendaraan, mesin-mesin.
  2. Intellectual : brand, hak paten, copyright, database customer dan database partnership, informasi rahasia perusahaan
  3. Human : tenaga kerja
  4. Financial : sumber daya keuangan perusahaan cash, credit, obligasi, saham


7. Key Activities​

Kolom key activities harus diisi dengan kegiatan wajib yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan value proposition yang ditawarkan.

Kategori di dalam key activities

  1. Production : aktivitas merancang, membuat, mengirimkan produk.
  2. Problem Solving : aktivitas operasi yang biasanya muncul pada perusahaan konsultan, rumah sakit, organisasi penyedia jasa.
  3. Platform Network : menjadi tempat atau wadah bertemunya dua atau lebih segmen pasar untuk saling berinteraksi/transaksi atau membangun network.


8. Key Partners​

Key partners adalah pihak-pihak yang bisa Anda ajak kerjasama dengan tujuan:

  • Optimization and Economy: motivasi berpartner untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dan aktivitas mengingat sebuah perusahaan tidak perlu memiliki semua sumber daya dan melakukan kegiatannya sendirian.
  • Reduction of Risk and Uncertainty: mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam lingkungan persaingan.
  • Acquisition of particular resources and activities: mengakuisisi perusahaan lain untuk meningkatkan kemampuan kinerja perusahaan.

Kategori di dalam key partners

  1. Strategic Alliance between non-competitors: kerjasama dengan perusahaan yg tidak sejenis.
  2. Coopetition: kerjasama dengan perusahaan kompetitor.
  3. Joint ventures to develop new business: kerjasama untuk membentuk usaha baru.
  4. Buyer supplier relationship: hubungan hanya sebagai pembeli dan penjual biasanya terjadi pada motif optimization and economy of scale.


9. Cost Structure​

Cost structure adalah rincian biaya-biaya terbesar yang harus Anda keluarkan untuk melakukan key activities dan menghasilkan value proposition.

Kategori di dalam cost structure

  1. Cost-driven: sensitif terhadap harga bahan baku.
  2. Value-driven: perusahaan tidak terlalu memikirkan harga produksi/bahan baku karena yang dijual adalah nilai/seni/status/gaya hidup.
  3. Fixed cost: biaya-biaya tetap yang muncul yang tidak tergantung pada jumlah produksi
  4. Variable cost: biaya-biaya yang muncul bervariasi sesuai jumlah yang diproduksi


Contoh Bisnis Model Canvas Bisnis Makanan

Berikut contoh BMC dari rencana bisnis wirausaha sosial Strawberry24. Usaha Strawberry24 bertujuan untuk memproduksi makanan sehat berbahan dasar buah strawberry segar. Berikut model bisnis canvasnya.
bisnis model canvas

Gimana sobat keren, penjelasan kali ini sangat bagus kan. Bagi temen-temen yang akan membuat usaha baru bisa di garis bawahi pada 9 elemen ya, karena itu merupakan point penting dalam mendirikan sebuah usaha. Kami harap informasi yang di sampaikan di atas dapat berguna bagi sobat keren dimanapun kalian berada. Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini. Semangat Berwirausaha!!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.